Telur merupakan sumber protein hewani yang praktis dan bergizi tinggi. Di pasaran, kita mengenal beberapa jenis telur, antara lain telur ayam negeri, telur kampung, dan telur omega. Meskipun sekilas terlihat mirip, ketiganya memiliki kandungan gizi yang berbeda akibat jenis unggas, pola makan, dan metode pemeliharaan.
Telur ayam negeri berasal dari ayam petelur ras yang dipelihara secara intensif, sedangkan telur kampung berasal dari ayam lokal yang dipelihara secara tradisional. Telur omega adalah telur yang dihasilkan oleh ayam yang diberi pakan khusus kaya asam lemak omega-3, seperti biji rami atau minyak ikan.
Dari segi kandungannya sendiri, telur ayam negeri mengandung protein, lemak, vitamin D, B12, serta mineral seperti selenium dan fosfor. Telur kampung, karena pola makan ayamnya yang lebih alami dan bervariasi, sering dilaporkan mengandung lebih banyak vitamin A dan E, serta memiliki kuning telur yang lebih pekat warnanya. Sementara itu, telur omega mengandung asam lemak omega-3 yang jauh lebih tinggi dibandingkan dua jenis lainnya. Omega-3 berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung, fungsi otak, dan mengurangi peradangan dalam tubuh.
Dari sisi manfaat, ketiga jenis telur ini sama-sama baik sebagai sumber protein lengkap yang membantu pertumbuhan dan perbaikan sel tubuh. Namun, telur kampung dan telur omega sering dipilih oleh konsumen yang mencari nutrisi tambahan secara alami. Telur omega sangat direkomendasikan bagi mereka yang jarang mengonsumsi ikan, sebagai alternatif sumber asam lemak omega-3 yang aman dan terjangkau. Kandungan lutein dan zeaxanthin dalam telur juga baik untuk kesehatan mata.
Dalam memilih jenis telur, konsumen biasanya mempertimbangkan kebutuhan gizi pribadi dan anggaran. Telur ayam negeri cocok untuk konsumsi harian dengan harga terjangkau. Telur kampung bisa menjadi pilihan alami dengan rasa lebih gurih, sementara telur omega ideal untuk mendukung gaya hidup sehat jantung. Apapun pilihannya, pastikan telur dikonsumsi dalam keadaan matang dan disimpan dengan benar untuk menghindari risiko kontaminasi bakteri seperti Salmonella.
(Sumber: Badan POM RI;Harvard T.H. Chan School of Public Health, 2023).